September 2018


Kayu jati diameter sekira 28 sentimeter tinggi 27 meter berdiri kokoh di tengah Masjid An-Nur Nurul Miftahussofyan di Dusun Gomang, Desa Lajulor, Singgahan, Tuban.

Masjid yang dibangun 18 Agustus 1994 ini berada di lingkungan Pondok Pesantren Wali Songo. Selain para santri, masjid ini dipakai warga sekitar untuk salat berjemaah dan kegiatan Islami lainnya.

Pesantren ini didirikan oleh Kiai Nur Nasroh pada 1977. Sementara masjid baru dibangun pada 1994, setelah ada ratusan santri mondok di sana. Modalnya cuma Rp 750 ribu.

Saat itu pembelian kayu dibatasi oleh pemerintah dan jika melebihi batas harus melalui proses yang sangat sulit.


“Tapi Alhamdulillah saya mendapat bantuan dari Pak Miftah yang saat itu menjabat ADM Perhutani dan Pak Sofyan sebagai Asper. Makanya, untuk mengenang nama kami bertiga diputuskan untuk digunakan sebagai nama masjid ini (An-Nur Nurul Miftahussofyan),” cerita Kiai Nur kepada SURYA.co.id.

Saat awal pembangunan, proses mendirikan kayu sebagai tiang utama masjid juga unik. Awalnya, disiapkan dengan cara diberi pengait tali dari kulit bambu kemudian ditarik beramai-ramai.

"Tapi saya berpikir sepertinya tidak mungkin karena kayunya sangat besar. Kemudian sebelum hari H pembangunan, saya coba menariknya sendirian. Anehnya, saat tali yang terbuat dari kulit bambu tersebut saya tarik, tiang utama sebesar itu bisa berdiri. Jelas tidak ada lain lagi, semua berkat bantuan Allah," ujar Kiai Nur.
Dalam pembangunannya satu tiang utama masjid tersebut dibantu dengan delapan tiang kecil sebagai penyangga atap pinggir masjid.
Delapan tiang ditata sedemikian rupa sehingga ketika dilihat dari berbagai sisi tampak jumlahnya sembilan tiang.
Hingga sekarang, bangunan masih berdiri kokoh. Pun Pondok Pesantren Wali Songo, terus berkembang pesat dengan ribuan santri dari berbagai daerah di Indonesia.

Berita ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Di Balik Kisah Pembangunan Masjid Satu Tiang Penyangga di Tuban, http://www.tribunnews.com/ramadan/2017/06/06/di-balik-kisah-pembangunan-masjid-satu-tiang-penyangga-di-tuban.
Surya/M Taufik (Selasa, 6 Juni 2017).

Proses pembangunan Masjid An-Nur Nurul Miftahussofyan di Dusun Gomang, Desa Lajulor, Singgahan, Tuban, Jawa Timur, menyimpan cerita menarik. Foto diambil belum lama ini. SURYA/M TAUFIK


TRIBUNNEWS.COM, TUBAN - 
Editor: Y Gustaman



Melalui akun media sosialnya, Gus Maya, sapaan akrab Dr. RM. Armaya Mangkunegara, S.H., M.H. mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah hadir, berpartisipasi dan memberikan kontribusi sehingga puncak acara peringatan Hari Jadi Pondok Pesantren Nurussalam-Walisongo Gomang berjalan lancar.

Acara bertajuk Sholawat, Tahlil Akbar dan Istighotsah Kubro tersebut dilaksanakan pada hari Rabu Pahing Malam Kamis Pon tanggal 8 Malam 9 Muharram 1440 H atau tanggal 19 Malam 20 September 2018 M. Pada tanggal tersebut, Pondok Pesantren Nurussalam-Walisongo Gomang genap berusia 41 tahun. "Tahun ini sedikit berbeda, tidak mengangkat acara pengajian umum seperti tahun biasanya", ungkap Gus Maya. Tidak berbeda dengan tahun sebelumnya, Peringatan Hari Jadi Pondok pesantren Nurussalam-Walisongo Gomang dihadiri kurang lebih 20.000 pengunjung. "Kalau tahun kemarin kita sediakan tempat untuk sekitar 15.000 orang, insyaallah tahun ini bertambah, karena alumni dan kolega kita juga bertambah", tuturnya.

Dimulai lepas Isya' acara Tahlil Akbar dipimpin oleh KH. Jauhari Al Khafidz dari Pati. Kemudian dilanjutkan Sholawat dan ditutup dengan istighotsah Kubro yang dipimpin oleh KH. RM. Abraham Naja Mangkunegara, S.H. (Gus Naja). Sebelum istighotsah digelar, dimulai dengan khutbah iftitah yang langsung disampaikan oleh beliau Prof. Dr. KH. KPP. Noer Nasroh Hadiningrat, S.H., MMPd.

Selaku Ketua Yayasan Wali Sembilan, pada kesempatan terpisah Gus Maya juga menyampaikan permohonan maaf bilamana ada kekurangan dari segenap panitia dalam melakukan penghormatan kepada tamu. Gus Maya berharap, di tahun berikutnya, para tamu yang hadir telah mengagendakan untuk tetap mengikuti prosesi Peringatan Hari Jadi Pondok Pesantren Nurussalam-Walisongo Gomang. "Untuk para santri dan alumni, kehadirannya pada acara Hari Jadi Pondok merupakan bentuk khidmah kepada Kyai", pungkasnya. (red)

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget